mirai

Sunday, May 20, 2007

cerita Sasa

“……terus teh, si elang akhirnya membawa titi dan kemudian tata bingung gimana caranya nyusul elang..terus ada burung merpati dan kemudian burung merpati nanya ke tata…kenapa kamu tampak bingung?...trus tata menjawab…..habis titi diculik elang….trus kata merpati ya udah ayo naik ke punggungku…trus merpati mengejar elang..trus mereka bertarung di balik gunung…trus elangnya kalah…trus akhirnya titi selamet……..”tutur Sasa dengan mata besarnya yang ekspresif itu….aku engga bisa menjelaskan dengan kata-kata how was my feeling exactly…tapi cerita Sasa membuatku kagum akan daya imajinasinya dan membuatku ingin tersenyum dan terharu senang…..finnaly setelah susah payah mengorek-ngorek anak-anak ini untuk berimajinasi, aku menemukan seorang Sasa….”wah bagus sekali ceritanya …teteh seneng deh dengan akhir ceritanya…..ayo ada lagi yang mau ceritain gambarnya…?”kataku berbunga-bunga…..”ayo sekarang giliran Nina…”kata Laras memancing Nina. Dan yah susah sekali memancing cerita dari Nina, satu kata diselingi dengan senyum malu-malu dan gerakan menutup mulut yang kemudian beralih ke aktivitas berbisik-bisik dengan Indri,teman sebelahnya. Hmmmmm…sabar-sabar…dan akhirnya semua anak selesai menceritakan gambarnya masing-masing.

“baiklah adek-adek, hari ini kita sudah belajar gimana caranya membuat agar-agar, trus kita juga sudah bermain bercerita sambil menggambar yah….wah teteh seneng sekali semuanya pinter-pinter dan ceritanya bagus-bagus….minggu depan kita sambung lagi yah…dengan permainan yang lain lagi…..ok?...ya udah makasih yah..agar-agarnya silakan dibawa pulang..hati-hati di jalan..wasalamualaikum warahmatullah”aku menutup pertemuan sore itu.

Ada rasa kecewa, karena anak-anak itu begitu pendiam dan tidak aktif seperti yang kuaharapkan. Well,boleh dibilang akhir-akhir ini aku mengajar berbagai tingkatan dari mulai anak batita sampai mahasiswa tingkat 3. Dan dari semuanya yang paling kuharapkan adalah anak-anak SD, emosinya, keterusterangannya, keluguaanya, keingintahuannya…semua nilai positif yang aku pikir bisa aku pelajari, aku berharap bisa menemukan dari anak-anak SD. Dan ketika aku engga mendapatkannya aku kecewa.

Tapi I know jelas itu bukan salah anak-anak itu. Karena mungkin mereka juga engga dibesarkan dalam lingkungan yang membuat mereka menjadi anak-anak yang serba ingin tahu dan memiliki daya imajinasi yang tinggi. Well dari obrolan selama 3 kali pertemuan ini, aku tahu bahwa rata-rata mereka adalah anak-anak yang hidup dalam lingkungan yang memiliki bapak atau ibu lebih dari satu. Maksudku mereka punya ibu tiri atau bapak tiri. Dan ada anak-anak yang sama sekali engga pernah ketemu ayahnya lagi sejak ibu mereka bercerai, ada yang ibunya nikah lagi, tapi ada juga yang ibunya jadi single parent. Yah siapa bilang divorce itu ciri kehidupan metropolis atau negara-negara maju, disini juga banyak.

Sambil jalan menuju angkot gedebage yang setia selalu mengetem setiap saat itu, aku bertanya-tanya apa sih artinya menikah atau membentuk suatu keluarga bagi orang tua anak-anak itu? Kenapa dengan mudah kawin cerai seperti itu? Tapi kemudian cepat-cepat istigfar, yah aku kan ga pernah berada di posisi orang tua anak-anak itu. Mungkin kesulitan ekonomi juga yang memaksa mereka menjadi seperti itu, wallahualam. I feel sad. Kalau memang kesulitan ekonomi bisa memisahkan kedua orang yang dulunya berniat untuk menjalani hidup bersama sehidup semati, terus dimana ya arti bahwa rejeki itu Allah yang mengatur, selama kita masih mau berusaha insya Allah akan ada jalannya. Dimana artinya jodoh itu? Sekali lagi aku istigfar, engga adil rasanya menghakimi orang, sekali lagi aku menegaskan pada diriku sendiri, kamu engga pernah berada disana so please jangan sok tahu dong ah.

Dan aku menatap jalan sunda yang sudah mulai sepi dari jendela angkot…..dimana yah ada kehidupan yang selalu berjalan bahagia..selalu riang..selalu penuh cinta..ada engga yah?..atau mungkin itu semua terhenti ketika aku mulai membaca Sidney Sheldon …? Atau itu semua terhenti ketika kita tahu bahwa dunia tidak seramah yang kita inginkan…entahlah… I wish kalau suatu saat aku punya anak, aku ingin anak-anakku akan selalu punya keluarga ..tempat dimana mereka bisa menjadi bahagia, dihargai, disayangi dan dicintai….. meanwhile kita masih harus bekerja keras untuk membuat Nina bisa bercerita dengan percaya diri apa yang dia inginkan dan apa yang dia rasakan….

“kiri…kiri”aku turun dari angkot dengan perasaan besok adalah hari kerja……yah tetep semangat kali yah……………………………….